PSIKOLOGI
Pengertian Psikoterapi dengan Konseling
Dilihat secara etimologis psikoterapi
mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas yaitu “mind” atau
sederhananya: jiwa dan “therapy” mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti
sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang.
Menurut Corsini (1989) Psikoterapi adalah
proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri
dari satu oran, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada
setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yyang tidak menyenangkan (distress)
pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada
salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi
berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak
menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis
yang memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan
dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar
teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
Menurut
Galdding, konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative
singkat,bersifat antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada, dilakukan
oleh orang yang ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan aturan-aturan
yang ada yang berpusat pada pemberian bantuan kepada orang-orang yang pada
dasarnya mengalami gangguan psikologis agar orang-orang yang menyimpang dan
mengalami masalah situsional dapat kembali normal.
Perbedaan
Antara Konseling Dengan Psikoterapi
Apabila
kita tinjau dari definisi kedua permbahasan tersebut konseling Menurut
Schertzer dan Stone (1980) Konseling adalah upaya membantu individu melalui
proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli
mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan
tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan
efektif perilakunya.
Sedangkan
psikoterapi menurut Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan
bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap
masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simptom untuk
mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan pribadi yang positif.
Dari
dua definisi di atas kita bisa tarik kesimpulan mengenai dua pembahasan
tersebut bahwa konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan
konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang
tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar
konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang
tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang
diyakininya. Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap
masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang
mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan
simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien
dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang
positif.
Perbedaan konseling dan
psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973)yang dikutip
oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
KONSELING
|
PSIKOTERAPI
|
1. Klien
|
1. Pasien
|
2. Gangguan yang kurang serius
|
2. Gangguan yang serius
|
3. Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
|
3. Masalah kepribadian dan pengambilan
Keputusan
|
4. Berhubungan dengan pencegahan
|
4. Berhubungan dengan penyembuhan
|
5. Lingkungan pendidikan dan non medis
|
5. Lingkungan medis
|
6. Berhubungan dengan kesadaran
|
6. Berhubungan dengan ketidaksadaran
|
7. Metode pendidikan
|
7. Metode penyembuhan
|
Berikut
ini ada beberapa Macam-macam psikoterapi menurut Nurhayati (2011):
1. Terapi Aqua Energetic
Terapi aqua energetic adalah
sebuah terapi yang menggunakan pemanfaatan tenaga air yang biasanya dilakukan
dalam bentuk terapi kelompok.
Proses
terapi ini untuk memfasilitasi sekelompok orang yang melakukan relaksasi dari
sekelompok ketegangan otot kronis dengan cara memperbaiki proses pernafasan
secara alami, dalam sebuah kolam yang disesuaikan dengan temperature tubuh.
Lingkungan kolam yang hangat memudahkan pengurangan maupun pelepasan tekanan
emosi dan kejadian-kejadian traumatik seseorang untuk meningkatkan personalitas
yang sehat.
2.
Terapi Covert Conditioning
Terapi covert conditioning adalah
sebuah terapi dengan proses pengkondisian yang tersembunyi dimana klien diminta
untuk membayangkan tentang tingkah laku yang dianggap tidak menyenangkan.
2. Terapi Focusing
Terapi focusing adalah
suatu jenis introspeksi khusus dengan cara ,memusatkan pikiran dan perhatian,
baik dengan pikiran yang rendah maupun yang lebih kompleks dan abstrak.
Dalam focusing seseorang tidak memikirkan tentang suatu
permasalahan atau menganalisanya, tapi dia merasakannya secara tiba-tiba.
3.
Terapi Multimodal
Terapi multimodal adalah suatu pendekatan psikoterapi
yang komprehensif yang mencakup tujuh modalitas interaksi yang dapat
mempengaruhi pola sikap hidup manusia yang terdiri dari: Behaviour (B), Affect (A), Sensation (S), Imagery (I), Cognition
(C),Interpersonal Relationships (I), dan Drugs (D) atau faktor biologis. Teknik ini
menggunakan suatu perspektif pembelajaran sosial yang luas untuk mencatat
perkembangan dan perubahan pribadi.
4. Terapi poetry
Poetry therapy adalah salah satu
terapi yang menggunakan sebuah puisi dalam pengobatan. Proses pengobatan ini
bisa dilakukan secara individual maupun kelompok. Puisi berdasarkan
pengalaman pengobatan adalah sebbuah fenomena yang bersifat tidak tetap dan
metode tambahan yang digunakan sebagai pelengkap pada psikoterapi pada
umumnya.
5.
Terapi Feminis
Yang melatar belakangi terapi ini adalah survey yang
pernah dilakukan oleh APA (American Psychological
Association) membenarkan adanya bias gender dalam penggunaan
psikoterapi, yaitu:
1.
Terapis memelihara paradigma tradisional
terhadap peran domestik perempuan.
2.
Klien perempuan tidak mendapatkan penghargaan
secara moral oleh terapis, dan terapis membatasi harapan klien perempuan untuk
menggali potensi-potensi mereka.
3.
Terapis cenderung memegang teguh konses
psikoanalisis Freudian yang berkaitan dengan
peran seks yang disosialisasikan dalam keluarga.
4.
Terapis menempatkan klien perempuan sebagai
objek seks sehingga dalam batas-batas tertentu masih mengindikasikan pelecehan
peran perempuan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar